
Kapitalisme didefenisikan sebagai sistem ekonomi yang menitikberatkan pada kepemilikan pribadi atas sarana produksi dan motif keuntungan. Sistem ini telah menjadi model dominan dalam perekonomian global, mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan ekonomi di berbagai negara. Kapitalisme sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan peningkatan kemakmuran, namun dampaknya terhadap ekonomi tidaklah seragam dan memunculkan berbagai dampak positif maupun negatif. Bahkan, sistem ini sering kali tidak berdasar pada prinsip yang benar, dengan komitmen yang lemah terhadap moral dan kemanusiaan.
Salah satu dampak negatif paling menonjol dari kapitalisme adalah ketimpangan pendapatan yang semakin lebar. Dalam kapitalisme, individu dan perusahaan yang memiliki modal dan sumber daya yang lebih besar memiliki keuntungan kompetitif yang memungkinkan mereka untuk mengakumulasi kekayaan dengan lebih cepat, sementara individu dan kelompok dengan sumber daya yang terbatas sering kali tertinggal. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana kelompok kaya semakin kaya, sementara kelompok miskin semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan sehingga tujuan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat luas seringkali dikorbankan atau terabaikan demi kepentingan individu.
Ketidaksetaraan ekonomi ini sering kali menciptakan kesenjangan sosial yang signifikan serta sikap individualisme yang tinggi yang dapat memperburuk ketegangan sosial dan politik. Kesenjangan sosial terjadi karena hanya individu atau kelompok yang memiliki modal dan kemampuan untuk mengembangkan usahanya yang dapat hidup sejahtera, terutama dalam kondisi persaingan bebas. Terlebih lagi dengan adanya persaingan atau kompetisi bebas. Tingginya sikap individualisme juga menjadi dampak negatif sistem ekonomi kapitalis. Sikap individualisme muncul karena adanya persaingan bebas, di mana individu satu dengan yang lain akan berusaha untuk saling menjatuhkan.
Selain itu, ketidaksetaraan yang ekstrem dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena daya beli yang terbatas di kalangan mayoritas penduduk dapat menekan permintaan agregat, yang merupakan pendorong utama perekonomian. Dalam jangka panjang, ketidaksetaraan ekonomi yang dihasilkan oleh kapitalisme juga dapat merusak legitimasi sistem ekonomi itu sendiri, dan mendorong munculnya gerakan sosial yang menuntut perubahan mendasar dalam struktur ekonomi dan sosial. Oleh karena itu,
ketidaksetaraan ekonomi akibat kapitalisme memerlukan perhatian serius dari pembuat kebijakan untuk menciptakan mekanisme redistribusi yang lebih adil dan inklusif, sehingga manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
REFERENSI:
Amri, H. 2017. Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme dan Sosialisme Menurut Muhammad Sharif Chaudhry dalam Karyanya Fundamental of Islamic Economic System. Ekonomica Sharia: Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 2(2), 1-16.
Anggraeni, E. S., Indiati, P. S. T., & Kurniawan, E. R. 2024. Tinjauan Perbedaan Sistem Ekonomi: Ekonomi Kapitalis, Ekonomi Sosialis, dan Ekonomi Islam. Economic and Business Management International Journal (EABMIJ), 6(2), 63-76.
Reditya, T. H. 2021. Dampak Buruk Kapitalisme: Tingginya Kesenjangan Sosial dan Individualisme. Retrieved 08 21, 2024, from Kompas: https://internasional.kompas.com/read/2021/10/24/041500970/dampak-buruk-kapitalisme–tingginya-kesenjangan-sosial-dan
Kushendrawati, S. M. 2006. Masyarakat konsumen sebagai ciptaan kapitalisme global: Fenomena budaya dalam realitas sosial. Makara Human Behavior Studies in Asia, 10(2), 49-57.