
Mengatasi Ketimpangan dalam Bayang-bayang Kapitalisme
Ideologi dunia saat ini sudah sampai pada tahap yang sangat kompleks. Sejak Adam Smith melontarkan ideologi dan pandangannya tentang noraknya monarki absolut yang berjalan saat itu. Adam smith mengemukakan teori bahwa mekanisme pencapaian tingkat kemakmuran dapat tercapai melalui kekuatan tangan tak terlihat (invisible hand), yaitu tanpa adanya campur tangan pemerintah, dimana mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien. Dengan adanya teori yang dikemukakan Adam Smith dapat memberikan kemakmuran untuk seluruh elemen Masyarakat pada saat itu.
Hasil dari teori Adam Smith justru berkebalikan denga napa yang diharapkan. Impact yang terjadi akibat runtuhnya monarki absolut justru menimbulkan ketimpangan sosial yang baru, kita sebut saja Kapitalisme. Kapitalisme pada dasarnya adalah sistem ekonomi yang menekankan peran modal dalam berbagai bentuknya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Ebenstein menggambarkan kapitalisme sebagai sistem sosial yang komprehensif dan lebih luas dari sekadar sistem ekonomi. Kapitalisme berkembang seiring dengan nilai-nilai individualisme.
Ada serangkaian tindakan terorganisir yang bertujuan untuk melawan dominasi sistem kapitalisme. Salah satunya adalah kelompok yang menggunakan ideologi kiri sebagai ideologi antitesis dari kapitalisme. Komunisme secara langsung merupakan perspektif yang menggunakan prinsip-prinsip marxisme dalam berpikir, melihat, menganalisis, dan bertindak. Dalam dinamika hubungan antarnegara, komunisme berperan sebagai antitesis sekaligus sintesis dari kekuatan kapitalisme.
Ideologi komunis yang berkembang di Eropa Barat muncul sebagai tanggapan terhadap kondisi kehidupan masyarakat di sana, khususnya nasib kaum buruh atau proletar. Hal ini disebabkan oleh pandangan negatif terhadap kaum buruh serta ketimpangan dan perbedaan kelas sosial yang terjadi di masyarakat Barat pada masa itu. Situasi ini memicu gerakan pembebasan kaum proletar atau kelas buruh dari dominasi kaum borjuis. Ideologi tersebut berasal dari Karl Marx, yang dikenal sebagai ‘Bapak Komunis,’ dan akhirnya melahirkan partai Komunis sebagai kekuatan tunggal.
Dalam bahasa Inggris, ‘communism’ berarti teori atau sistem organisasi sosial di mana semua properti dimiliki oleh komunitas dan setiap orang berkontribusi serta menerima sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Sementara itu, dalam kamus Webster’s, istilah ini memiliki tiga definisi: pertama, sebagai sistem sosial dengan produksi barang; kedua, sebagai teori perubahan sosial atau ekonomi yang mengacu pada masyarakat ideal tanpa kelas; ketiga, sebagai teori sosial yang menyerukan penghapusan kepemilikan pribadi dan kontrol oleh masyarakat atas urusan ekonomi (Webster’s, 1996: 265). Dari definisi-definisi ini dapat disimpulkan bahwa komunisme merujuk pada bentuk ideal dari sistem sosial tanpa kelas.
Sebagai penggagas komunisme, Karl Marx dan Friedrich Engels menciptakan teori dan gerakan sosialisme ilmiah untuk membedakannya dari teori-teori dan gerakan-gerakan sosialisme sebelumnya yang bersifat utopis atau khayalan. Jika sosialisme dapat dianalogikan sebagai gerakan kaum borjuis kecil, maka komunisme yang dimaksud adalah gerakan sosialisme resmi untuk kaum buruh. Marx menggambarkan komunisme sebagai kondisi setelah runtuhnya kapitalisme, di mana sistem kapitalis akan mencapai titik kehancurannya melalui resolusi sejarah kelas proletariat yang terus berkembang hingga terjadinya revolusi sosial. Revolusi ini adalah proses transisi dari masyarakat kapitalis menuju masyarakat komunis. Sementara itu, Engels (1925: 6) mendefinisikan komunisme sebagai doktrin untuk pembebasan kaum proletariat (“communism is that the doctrine of the conditions of the liberation of the proletariat“) dengan tujuan menciptakan masyarakat komunis berdasarkan prinsip kepemilikan properti bersama, yang menghilangkan kelas sosial dan negara.
Referensi:
Rachmawati F. Kritik terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI). 2020 Mar 31;1(1):66-78.
Batubara M, Maulia TR, Ragilita R, Pranata MH, Suharno MI. SISTEM EKONOMI DUNIA. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Manajemen. 2023 Oct 31;1(3):6-11.