Mengedepankan Pendidikan Egaliter demi Kesetaraan Individu

Share it

Pendidikan telah diakui sebagai faktor yang mampu mendorong kemajuan peradaban manusia di dunia. Proses belajar menjadi inti dari kegiatan pendidikan dan tanpa belajar, pendidikan tidak akan ada. Melalui belajar, manusia dapat menjadi makhluk yang produktif, kreatif, berbudaya, dan berkarakter, sehingga diyakini dapat mengurangi kemiskinan, eksklusivisme, kebodohan, penindasan, dan konflik.

Kapitalisme dalam pendidikan merupakan suatu sistem yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan paradigma yang berkaitan erat dengan ekonomi-bisnis oleh kelompok ataupun perorangan dalam hal ini berperan sebagai pemilik modal dan berujung pada tahap mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dalam setiap peluang yang ada. Pendidikan yang berlandaskan kapitalisme umumnya berpandangan bahwa semakin canggih fasilitas yang dimiliki, semakin baik pula kualitas pendidikannya. Fenomena kapitalisme dalam dunia pendidikan dapat dilihat melalui beberapa aspek berikut:

  • Pertama, adanya Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI), yang menciptakan dua tingkatan di lingkungan sekolah, yaitu sekolah unggulan dan sekolah reguler. Sekolah unggulan memiliki fasilitas yang lebih baik dan biayanya hanya dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke atas.
  • Kedua, privatisasi lembaga pendidikan, di mana kepemilikan sekolah atau universitas dikendalikan oleh segelintir orang yang memiliki modal besar, sehingga mereka yang memiliki kekuasaan lebih dalam pengelolaannya.
  • Ketiga, komersialisasi pendidikan yang terlihat dari pungutan liar yang disamarkan sebagai sumbangan sukarela, tingginya biaya kebutuhan operasional, dan penyewaan fasilitas sekolah kepada pihak luar, tanpa kejelasan dalam pembukuannya.

Fenomena kapitalisme dalam dunia pendidikan yang telah tertera diatas tentu bukan merupakan suatu fenomena yang dapat dirasakan oleh semua kalangan dimana hanya kalangan atas yang dapat merasakan fasilitas-fasilitas yang diberikan tersebut yaitu dengan memiliki ekonomi menengah keatas. Sehingga, melihat dari kacamata anarkisme, sistem pendidikan kapitalisme adalah sistem pendidikan yang dipandang sebagai penindasan dan komodifikasi ilmu pengetahuan yang membatasi akses hanya bagi mereka yang mampu membayar.

Oleh karena itu, solusi penyelesaian kapitalisme pendidikan berdasarkan kacamata anarkisme dapat diselesaikan dengan menerapkan pendidikan egaliter. Pendidikan egaliter sendiri memiliki arti bahwa semua individu dapat merasakan pendidikan yang setara atau sederajat dan memiliki persamaan hak dalam aspek manapun seperti kesejahteraan hidup dan memperoleh kesempatan yang sama dalam semua hal termasuk pendidikan. Anarkisme mengedepankan pendidikan yang egaliter, berbasis komunitas, gratis, dan terfokus pada perkembangan holistik individu serta kebebasan belajar. Hasil akhirnya adalah sebuah masyarakat di mana setiap orang memiliki akses yang setara terhadap pengetahuan dan keterampilan tanpa hambatan ekonomi atau sosial.

Referensi:

Shafrianto, A. (2023). Kapitalisme Pendidikan Dan Pendidikan Islam. Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 259-264.

Solihin, M. (2015). Kapitalisme pendidikan (analisis dampaknya terhadap upaya mencerdaskan kehidupan bangsa). Nur El-Islam2(2), 56-73.

Subahri, B., & Nuha, A. A. U. (2022). Budaya pandalungan sebagai media pendidikan egaliter. Bidayatuna Jurnal Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah5(2), 204-218.

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top