
Di tengah hiruk-pikuk kota yang berkilau,
Roda kapitalisme berputar tanpa henti,
Menyisakan debu dan luka yang dalam,
Manusia terjepit dalam belenggu ambisi,
Liberty terkurung dalam sangkar emas.
Pabrik berdentang, mesin menggeram,
Keringat buruh menjadi bahan bakar,
Tetapi siapa yang menikmati hasil kerja?
Kekayaan terakumulasi di tangan segelintir,
Sementara jiwa-jiwa terabaikan dalam kelaparan.
Anarkis berteriak, “Bebaskan diri!”
Dengan bendera kebebasan yang berkibar,
Menolak hierarki dan dominasi yang kejam,
Membangun komunitas dalam solidaritas,
Di mana setiap suara didengar, tak terpinggirkan.
Kapitalisme, kau membangun tembok tinggi,
Antara si kaya dan si miskin yang terasing,
Masyarakat dibagi, persatuan terputus,
Anarkisme hadir dengan cita-cita baru,
Menyatukan hati, menghapus jarak yang ada.
Dalam pelukan kebebasan, kita berdiri,
Menolak sistem yang menindas dan membunuh,
Kita adalah suara, kita adalah harapan,
Satu langkah menuju dunia yang bersinar,
Di mana cinta dan keadilan menjadi milik bersama.