Share it

Sangkar Arta

Tangga Impian mulai retak

Beriringan dengan sunyi tangis tak terbendung

Di balik dinding megah itu

Yang menjadi pemenang tetaplah Arta

Kufikir kini Anganku tak akan menjadi Fatamorgana semata

Jendela dunia terasa mahal untukku

Rupanya, hanya angan sang pemilik sendok emas yang terwujud

Ruangan tempatku bercengkrama bersama Jendela dunia

Hanya menjadi ajang Pembuktian “aku Raja dan Kamu Budak”

Jiwaku kembali bersua

Akankah Hargaku serendah itu?

“Duduk sama rata”

Dusta penenang dan penutup mata

Pendidikan yang katanya mencerdaskan

Kini hanya menjadi ladang harta penghilang dahaga para pemuka

Di hari Wisuda

Merdeka itu telah lenyap bersama topi yang menghilang di angkasa

Hanya segelintir yang melesat

Selebihnya menjadi budak buta terpuruk dalam belenggu hutang dan untaian janji manis

Layaknya Fatamorgana yang indah

Harap kini masih kerap berbisik

Ilmu sejati tak terbeli

Dan Impian bisa mekar tanpa nilai materi

Katanya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top