Suara yang Terpenjara

Share it

Suara yang Terpenjara

Di tepian mata, terlihat bayangan perempuan elok sedang tersimpul capik

Bersimbur di balik kilau gemilang cengkaraman liar sistem yang licik

Menari dalam ilusi mimpi-mimpi yang terbelenggu sangat picik

Tubuhnya yang penuh getir dan sesak, mencoba bertahan tanpa menghardik

Perempuan ini dihantui rasa hampa oleh skenario penuh tipu daya sang pendusta

Ilmu basi, buku  ajaran penuh janji kosong dan dusta, dibacanya dengan derita

Tubuh ringkihnya dijual dalam kemasan gemerlap standar cantik yang membabi buta

Sungguh, perempuan ini ingin bersuara, menuntut bebas dari rantai baja yang tak kasat mata

Perempuan ini  harus berjuang lebih keras, meredam suaranya demi selaur pengakuan

Jebakan stereotip sempit seringkali menghiasnya dalam citra yang menyesakkan

Ketidakadilan yang merusak, cita dan asa yang terpenjara, dirangkul indah tanpa penolakan

Kapitalisme, kau lantang bicara kebebasan dan kemakmuran, namun keji terhadap perempuan

Perempuan ini muak menatap diskriminasi dan bias yang menggema dimana-mana

Kepalan tangannya penuh amarah, ingin menggempur hegemoni sistem yang bak singgasana

Dengan semangatnya, ia menegakkan kepala, mencoba menuntut keadilan dengan bijaksana

Walau bayang kapitalisme mengintainya, ia akan menuliskan takdirnya dengan penuh makna

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top