
Wajah Indonesia dalam Cermin Neoliberalisme
Dulu negeri ini dibangun bersama,
Dari sawah, pasar, hingga kampus merdeka.
Kini suara rakyat seperti gema,
Tenggelam di balik tembok kuasa.
Pasar bebas datang membawa janji manja,
Katanya efisiensi akan membawa bahagia.
Namun harga beras, listrik, dan BBM pun melanda,
Rakyat kecil terus menanggung luka.
Utang luar negeri terus menjelma,
Membungkus proyek yang rusak desa.
Pembangunan dielu-elukan bak purnama,
Tapi hanya segelintir yang rasakan cahaya.
Sekolah negeri tak lagi ramah seperti dulu kala,
Bersaing dengan sistem yang makin menggila.
Kesehatan pun dihitung dengan angka,
Tak lagi jadi hak rakyat jelata.
Privatisasi menjalar bagai benalu merayap nyata,
Air pun dijual atas nama laba.
Buruh dibayar murah tanpa pembela,
Sementara elit berpesta pora.
Namun negeri ini tak akan selamanya bisu tanpa suara,
Ada tekad yang membara meski dalam senyap merata.
Gerakan rakyat menyalakan bara,
Melawan sistem yang menindas bangsa.